UNIVERSITAS
GUNADARMA
Fak.Ekonomi Jurusan Akuntansi 2012
Mata Kuliah : Softskill Pengantar Bisnis
Kelas : 1EB21
Nama : Nurl Fathia Lulu Septiarini
NPM : 25212506
Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Softskill Pengantar Bisnis
Kelas : 1EB21
Nama : Nurl Fathia Lulu Septiarini
NPM : 25212506
Tugas Kelompok
Nama Kelompok NPM
1.Anis Septriyani P (20212931)
2.Deslia Nisrina H (21212894)
3.Melinda Chelviana (24212541)
4.Nurl Fathia Lulu S (25212506)
5.Tika Ervina Br K (27212384)
1
Contoh Laporan Perusahaan Riil (Neraca
dan Laporan Laba/Rugi)
PT. PP (Persero) Tbk memproyeksikan laba bersih kuartil III
2012 sebesar Rp 105,4 miliar. Jumlah ini melonjak 73 persen dibandingkan
periode tahun sebelumnya sebesar Rp 60,9 miliar. Pertumbuhan yang signifikan
ini diperoleh dari peningkatan pendapatan sebesar 34 persen ditambah dengan
program inovasi dan efisiensi yang terus dilakukan perusahaan.
PT. PP akan merencanakan belanja modal yang diperkirakan
sebesar Rp 400 miliar. Namun, dalam prakteknya hingga September 2012, belanja
modal baru mencapai 100 miliar. Besarnya belanja modal ini disebabkan PT.PP
menerima banyak proyek untuk tahun 2013. Hingga September 2012, kontrak baru
yang telah ditandatangani sebesar Rp 15,2 triliun.
2 Arti dari CSR dan contoh perusahaan riil untuk implomentasi CSR
Corporate
Social Responsibility (CSR) atau Tanggung jawab Sosial Perusahaan adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan.
CSR berhubungan
erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa
suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Perusahaan untuk
implementasi CSR
Sebagai Perusahaan Perkebunan yang
bergerak di bidang industri kelapa sawit, keberadaan Perusahaan di tengah
masyarakat tentu saja berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan tanggung jawab
terhadap lingkungannya.
Corporate Social Responsibility
(CSR) merupakan sebuah tanggung jawab sosial dari perusahaan terhadap
lingkungannya, minimal di tempat mereka melakukan kegiatan usahanya dan hal ini
sudah merupakan misi perusahaan, sehingga sebuah Perusahaan yang ingin
melakukan kegiatan usahanya secara berkesinambungan, harus mau dan mampu
melakukan program CSR dengan sebaik-baiknya. The World Business Council for
Sustainable Development juga menjelaskan bahwa CSR merupakan suatu komitmen
terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan
kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para
pekerja dan keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.
Konsep CSR memang sangat berkaitan
erat dengan konsep sustainability development (pembangunan yang berkelanjutan).
Dengan demikian, konsep CSR memiliki arti bahwa selain memiliki tanggung jawab
untuk mendatangkan keuntungan bagi para pemegang saham dan untuk menjalankan
bisnisnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku, suatu perusahaan juga memiliki
tanggung jawab moral, etika dan filantropik.
Dengan berpegang pada konsep
tersebut, dalam usahanya mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan,
maka perusahaan menjalankan program CSR dengan cara mengembangkan dan
memelihara kesejahteraan masyarakat dengan sebanyak banyaknya menggerakkan
inisiatif masyarakat itu sendiri melalui penyediaan jasa/pelayanan teknis. Hal
ini dalam rangka mendorong masyarakat ke arah swadaya (self help) secara
spontan dengan bergotong royong dan memanfaatkan segenap potensi yang
tersedia.
Implementasi CSR dilaksanakan dengan
partisipasi masyarakat sebagai subjek sekaligus pusat dari seluruh aktivitas
dengan berpegang pada prinsip:
·
Berdasarkan
needs (kebutuhan), bukan wants (keinginan) masyarakat.
·
Spesifik,
yaitu memperhatikan permasalahan, aspirasi, kemampuan serta potensi masyarakat
setempat
·
Bertujuan
untuk mengarahkan masyarakat menuju sikap kemandirian, melalui program yang
sesuai dengan kemampuan masyarakat dan perusahaan.
·
Partisipasi
aktif sebanyak-banyaknya dari masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah kunci
utama keberhasilan implementasi program CSR. Kesediaan masyarakat untuk
berpartisipasi ditentukan oleh relevansi antara program yang akan dilaksanakan
dengan kebutuhan riil masyarakat. Harapan akhirnya adalah masyarakat dapat
menikmati taraf hidup yang lebih baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi sebagai buah nyata dari kerja keras dan ketekunan belajar mereka
sendiri.
3 Perkembangan bisnis internasional
Perekonomian Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan daya
tahan yang kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, tercermin
pada kinerja pertumbuhan yang bahkan lebih baik dan kestabilan makroekonomi
yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,5%, angka
tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, disertai dengan pencapaian inflasi pada
level yang rendah sebesar 3,79%. Peningkatan kinerja tersebut disertai dengan
perbaikan kualitas pertumbuhan yang tercermin dari tingginya peran investasi
dan ekspor sebagai sumber pertumbuhan, penurunan tingkat pengangguran dan
kemiskinan, serta pemerataan pertumbuhan ekonomi antardaerah yang semakin
membaik. Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus
yang relatif besar dengan cadangan devisa yang meningkat dan nilai tukar rupiah
yang mengalami apresiasi. Di sektor keuangan, stabilitas sistem keuangan tetap
terjaga meski sempat terjadi tekanan di pasar keuangan pada semester II tahun
2011 sebagai dampak memburuknya krisis yang terjadi di kawasan Eropa dan
Amerika Serikat (AS). Dengan ketahanan ekonomi yang kuat dan risiko utang luar
negeri yang rendah, didukung oleh kebijakan makroekonomi yang tetap pruden dan
berbagai langkah kebijakan struktural yang terus ditempuh selama ini, Indonesia
kembali memperoleh peningkatan peringkat menjadi Investment Grade.
Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat mampu meminimalkan
dampak dari gejolak ekonomi global. Keti dakpasti an yang muncul akibat krisis
utang Eropa dan kekhawati ran terhadap prospek pemulihan perekonomian AS telah
memicu gejolak di pasar keuangan dan pelemahan pertumbuhan ekonomi global tahun
2011. Dampak dari gejolak global tersebut ke Indonesia lebih banyak dirasakan
di pasar keuangan terutama pasar saham dan obligasi, sementara dampak pada
sektor riil relati f minimal. Di sektor keuangan, penarikan modal luar negeri
oleh sebagian investor pada semester II tahun 2011 memberikan tekanan pada nilai
tukar rupiah, imbal hasil obligasi Pemerintah, dan harga saham. Namun, dengan
langkah-langkah stabilisasi oleh Bank Indonesia dan Pemerintah, didukung oleh
kuatnya fundamental sektor keuangan dan terjaganya stabilitas makroekonomi,
gejolak pasar keuangan dapat dihindari. Di sektor riil, daya tahan perekonomian
Indonesia dari sisi eksternal didukung oleh diversifikasi pasar ekspor dengan
semakin besarnya perdagangan intra-regional di kawasan Asia dan semakin
meningkatnya peran foreign direct investment (FDI). Dari sisi domestik, daya
tahan ekonomi juga didukung oleh kuatnya daya beli terkait dengan meningkatnya
pendapatan dan struktur demografi yang sebagian besar berada dalam usia
produktif.
Di samping fundamental ekonomi yang kuat, respons kebijakan
yang tepat mampu menopang ketahanan perekonomian nasional. Bank Indonesia dan
Pemerintah melakukan koordinasi kebijakan dalam memperkuat fundamental ekonomi
sekaligus memiti gasi dampak gejolak eksternal. Dari sisi Bank Indonesia,
penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial secara terukur dan pada
waktu yang tepat telah berhasil menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem
keuangan. Bauran kebijakan tersebut diterapkan melalui respons kebijakan suku
bunga dan nilai tukar, serta kebijakan makroprudensial dalam rangka pengelolaan
aliran modal asing dan likuiditas perbankan. Bauran kebijakan moneter dan
makroprudensial tersebut juga didukung oleh strategi komunikasi dalam rangka
meningkatkan efekti vitas transmisi kebijakan moneter dan mengurangi keti dakpasti
an pelaku pasar. Dalam bidang perbankan, Bank Indonesia terus memperkuat
ketahanan perbankan, meningkatkan fungsi pengawasan, dan mendorong intermediasi
yang diarahkan pada sektor-sektor produktif. Dari sisi Pemerintah, kebijakan
fiskal diarahkan kepada peningkatan stimulus dengan tetap menjaga kesinambungan
fiskal. Secara sektoral, Pemerintah terus berupaya mendorong dan meningkatkan
kualitas pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan iklim investasi, percepatan
pembangunan infrastruktur, peningkatan daya saing industri dan produk ekspor,
serta peningkatan ketahanan pangan nasional termasuk dalam rangka stabilisasi
harga. Koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia dan Pemerintah untuk
meningkatkan daya tahan ekonomi dan stabilitas makro juga diperkuat melalui
implementasi Protokol Manajemen Krisis (PMK) dan pengendalian infl asi di pusat
dan daerah melalui forum Tim Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID).
Prospek ekonomi Indonesia tahun 2012 diprakirakan masih
tetap kuat, meskipun risiko yang berasal dari pelemahan ekonomi global masih
tinggi. Perekonomian nasional pada tahun 2012 diprakirakan tumbuh 6,3% - 6,7%
dan infl asi diprakirakan dapat berada di kisaran sasaran 4,5% ± 1%.
Pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari perekonomian domestik dengan peran
investasi yang semakin meningkat. Pasar domestik yang besar, terjaganya
stabilitas makroekonomi, suku bunga yang rendah, perbaikan iklim investasi, dan
status investment grade merupakan faktor pendorong tingginya pertumbuhan
investasi ke depan. Sejalan dengan itu, arus modal masuk FDI diperkirakan akan
meningkat lebih tinggi sehingga surplus NPI akan tetap besar. Kondisi ini
mendukung tercapainya stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi risiko
tingginya gejolak arus modal. Meskipun demikian, risiko pelemahan ekonomi
global dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung ke batas bawah
kisaran prakiraan apabila tidak ditempuh langkah-langkah stimulus baik dari
sisi moneter maupun fiskal. Sementara itu, rencana kebijakan Pemerintah terkait
dengan BBM bersubsidi dan komoditas strategis lainnya dapat memberikan tekanan
ke atas terhadap perkembangan inflasi kedepan.
Dalam tahun 2012, Bank Indonesia akan mengoptimalkan peran
bauran kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap berada di dalam kisaran
sasarannya serta mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka memitigasi risiko
perlambatan ekonomi global. Sementara di bidang perbankan, Bank Indonesia akan
meningkatkan efisiensi perbankan untuk mengoptimalkan kontribusinya dalam
perekonomian dengan tetap memperkuat ketahanan perbankan. Di samping itu, Bank
Indonesia terus berupaya memperluas akses perbankan pada masyarakat (financial
inclusion). Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia terus meningkatkan
efisiensi, keandalan, dan keamanan serta penerapan aspek perlindungan konsumen,
baik dalam sistem pembayaran nasional maupun hubungan sistem pembayaran dengan
luar negeri. Dengan langkah-langkah ini, pertumbuhan ekonomi tahun 2012
diyakini dapat kembali berada di tengah kisaran prakiraan. Dalam jangka
menengah, dengan perekonomian dunia yang diperkirakan akan membaik dan
kebijakan struktural yang terus dilakukan khususnya di bidang investasi dan
infrastruktur, pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai prospek untuk tumbuh
lebih tinggi dan berkesinambungan dengan stabilitas makroekonomi yang terjaga.
Perekonomian nasional diprakirakan akan tumbuh mencapai 6,6%-7,4% dan inflasi
yang semakin menurun dan menuju 4,0% ± 1% pada tahun 2016.