Sabtu, 16 April 2016

Tugas Mata Kuliah Softskill Akuntansi Internasional (Tugas III : Perkembangan Pengungkapan dan Pelaporan Keuangan Perusahaan sebelum & sesudah IFRS , Pengungkapan & Pelaporan Tahunan Terbaik 2015)

1.        Perkembangan Pengungkapan dan Pelaporan Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah IFRS
       IFRS merupakan jawaban atas permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan keuangan yang harus lebih ditingkatkan. IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. Pengadopsian standar akuntansi internasional ke dalam standar akuntansi domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi. IFRS meminta persyaratan akan item-item pengungkapan yang semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Petreski, 2005). Pengadopsian terhadap IFRS berdampak pada aspek-aspek pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income dan equity (Jermakowijcz, 2004) serta penelitian Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS meningkatkan kualitas financial statement. Butler et al. (2004) mengatakan bahwa earning management pada laporan keuangan dapat diidentifikasi dengan menggunakan rasio kunci yakni seperti gearing dan likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat mengurangi tingkat earning management. Tsalavoutas dan Evans (2010) juga menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS berpengaruh signifikan terhadap share holder equity, net income dan liquidity. Peningkatan informasi akuntansi juga berhubungan dengan pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap informasi tersebut, pihak yang akan mengidentifikasi setiap kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan. Pihak itu adalah profesi akuntan public.
       Adopsi penuh IFRS diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi yang terdiri atas manajemen laba, relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku. Manajemen laba (earning management) adalah deteksi atas kemungkinan dilakukannya manipulasi laba. Dalam laporan keuangan diteliti melalui penggunaan akrual. Jumlah akrual yang tercermin dalam penghitungan laba terdiri dari discretionary dan nondiscretionary. Transaksi nondiscretionary merupakan transaksi yang dicatat dengan menggunakan satu prosedur dan apabila prosedur tersebut dipilih maka manajemen diharapkan konsisten dalam menggunakan prosedur tersebut. Contoh dari transaksi ini adalah metode penentuan harga pokok persediaan dan metode penyusutan. Sebaliknya transaksi discretionary memberikan kebebasan kepada manajemen menentukan jumlah transaksi akrual secara fleksibel. Contohnya seperti penentuan cadangan kerugian piutang yang berasal dari manajemen laba yang dilakukan manajer. Relevansi nilai dapat diartikan sebagai kemampuan informasi akuntansi untuk menjelaskan nilai perusahaan. Terdapat dua tipe model penilaian yang dapat digunakan untuk menginvestigasi hubungan tersebut yaitu model harga dan model return. Model harga menguji hubungan harga saham dengan nilai buku dan earnings, sedangkan model return menguji hubungan return saham dengan earnings dan perubahan earnings. Relevansi mencerminkan sebarapa baik akuntansi memberikan informasi yang diperlukan investor. Relevansi nilai dapat menggunakan model harga yaitu relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku. Model nilai buku dan laba masih merupakan variabel yang terpenting dalam penilaian ekuitas juga memiliki nilai informasi atau sinyal yang kredibel tinggi pada perusahaan yang memiliki asimetri informasi yang tinggi. Relevansi Nilai Laba merupakan nilai relevansi bila secara statistik berhubungan dengan harga saham. Penurunan dan peningkatan laba berhubungan dengan penurunan atau kenaikan harga saham.Demikian halnya dengan relevansi nilai laba, relevansi nilai buku menunjukkan aktiva bersih (net aset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi jumlah lembar saham yang beredar.
       Pengadopsian IFRS yang menganut principle based diharapkan dapat menurunkan tingkat manajemen laba. Pernyataan IAI tahun 2012 yang menyebutkan bahwa IFRS dapat mempersulit tindakan manajemen laba melalui penerapan fair value dan balance sheet approach. Dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan tingkat manajemen laba pada perusahaan sebelum dan sesudah adopsi IFRS, di mana perusahaan yang mengadopsi IFRS cenderung memiliki tingkat manajemen laba yang lebih kecil. Pengadopsian IFRS juga diharapkan dapat meningkatkan relevansi nilai bagi investor. Pernyataan IAI tahun 2012 yang menyebutkan bahwa IFRS akan meningkatkan relevansi laporan keuangan karena lebih banyak menggunakan nilai wajar dengan begitu dapat diasumsikan terdapat perbedaan tingkat relevansi nilai laba dan relevansi nilai buku pada perusahaan sebelum dan sesudah adopsi IFRS dimana perusahaan yang mengadopsi IFRS cenderung memiliki tingkat relevansi nilai lebih tinggi.
Pengadopsian IFRS kedalam standar akuntansi keuangan juga berdampak pada aspek-aspek pengukuran item pelaporan keuangan. Tabel dibawah ini merupakan perbedaan antara pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia sebelum dan setelah penerapan IFRS.
Setelah IFRS
Sebelum IFRS
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
·      Laporan posisi keuangan (neraca)
·      Laporan laba rugi komprehensif
·      Laporan perubahan ekuitas
·      Laporan arus kas
·      Catatan atas laporan keuangan
·      Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
·       Neraca
·       Laporan laba rugi
·       Laporan perubahan ekuitas
·       Laporan arus kas
·       Catatan atas laporan keuangan
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
·      Aset
Aset tidak lancar
Aset lancar
·      Ekuitas
Ekuitas yang dapat diatribuskan ke pemilik entitas induk
Hak nonpengendali
·      Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
·      Aset
Aset tidak lancar
Aset lancar
·      Liabilitas
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
·      Ekuitas
Ekuitas yang dapat diatribuskan ke pemilik entitas induk
Hak nonpengendali
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali
·      Liabilitas jangka panjang disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan.
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali
·      Tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang
Pengakuan dan pengukuran
·      Biaya historis
·      Biaya sekarang ( apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
·      Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika aset dilepas)
·      Nilai wajar
·      Pengakuan pendapatan
·      Pengakuan beban
·      Pengungkapan penuh
Pengakuan dan pengukuran
·      Biaya historis
·      Pengakuan pendapatan
·      Pengakuan beban
·      Pengungkapan penuh

2.        Pengungkapan dan Pelaporan Tahunan Terbaik Periode 2015
       Pada  tanggal 22September 2015, diselenggarakan acara penganugerahan Annual Report Award (ARA) 2014. ARA 2014 merupakan penyelenggaraan yang ke-14, dengan mengangkat tema “Akuntabilitas dan Transparansi Informasi untuk Memenangkan Persaingan Bisnis dalam Era Integrasi Ekonomi ASEAN”. Sejalan dengan tema ini, kualitas keterbukaan informasi dalam laporan tahunan diharapkan dapat terus meningkat untuk dapat menunjang pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan perbaikan dalam transparansi informasi, yang merupakan salah satu pilar GCG diyakini akan meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan pengelolaan perusahaan dengan baik serta meningkatkan kesiapan perusahaan di Indonesia untuk bersaing, tidak hanya di lingkup nasional, tetapi juga di kawasan regional dan bahkan secara global. Sebagaimana yang selama ini telah dilakukan, ARA terselenggara atas kerjasama 7 (tujuh) instansi penyelenggara, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, Komite Nasional Kebijakan Governance, PT. Bursa Efek Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia.
       Peserta ARA 2014 berjumlah 294peserta yang terdiri dari 274 perusahaan, 17 Dana Pensiun dan 3 Bank Perkreditan Rakyat. Jumlah peserta meningkat 13% dibandingkan peserta tahun lalu yaitu 261 perusahaan. Apabila dilihat perkembangan peserta sejak pertama kali ARA diselenggarakan tahun 2002 hingga saat ini, maka mengalami peningkatan sampai dengan 227%.
·      Kriteria Annual Report Award 2015
Penilaian ARA 2015 dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
A.      Penilaian Kuantitatif (100%) terdiri dari 8 klasifikasi, yaitu:
1)      Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2%
2)      Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5%
3)      Laporan Dewan Komisaris dan Direksi: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 3%
4)      Profil Perusahaan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 8%
5)      Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 22%
6)      Good Corporate Governance: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 35%
7)      Informasi Keuangan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 20%
8)      Lain-lain: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar +/- 5%
a.    Praktik good corporate governance (+5%) yang melebihi kriteria, seperti:
1.   Terdapat surat pernyataan tanggung jawab manajemen atas Laporan Keuangan bagi Perusahaan non Tbk
2.   Menyampaikan Laporan Keberlanjutan/CSR yang disusun berdasarkan standar yang berlaku secara internasional (GRI Sustainability Reporting Guidelines).
b.    Praktik bad corporate governance (-5%) yang tidak diatur dalam kriteria, seperti:
1.        Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari lingkungan
2.       Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan
3.       Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan
4.       Ketidaksesuaian penyajian laporan tahunan dan laporan keuangan dengan peraturan yang berlaku dan SAK.
B.      Wawancara (Penentuan Pemenang)

·      Kriteria Annual Report Award 2015 untuk Dana Pensiun
Penilaian ARA 2015 dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
A.      Penilaian Kuantitatif (100%) terdiri dari 8 klasifikasi, yaitu:
1)      Umum: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 2%
2)      Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5%
3)      Laporan Dewan Pengawas dan Pengurus/Plt Pengurus: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 3%
4)      Profil Dana Pensiun: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 8%
5)      Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Dana Pensiun: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 22%
6)      Tata Kelola Dana Pensiun: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 35%
7)      Informasi Keuangan: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 20%
8)      Lain-lain: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar +/- 5%
a.       Praktik good corporate governance (+5%) yang melebihi kriteria, seperti:
1.       Terdapat surat pernyataan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
2.       Menyampaikan Laporan Keberlanjutan/CSR yang disusun berdasarkan standar yang berlaku secara internasional (GRI Sustainability Reporting Guidelines).
b.      Praktik bad corporate governance (-5%) yang tidak diatur dalam kriteria, seperti :
1.       Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari lingkungan
2.       Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Dana Pensiun, anak perusahaan Dana Pensiun, anggota Pengurus/Plt Pengurus dan/atau anggota Dewan Pengawas yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan
3.       Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan
4.       Ketidaksesuaian penyajian laporan tahunan dan laporan keuangan dengan peraturan yang berlaku dan SAK
B.      Wawancara (Penentuan Pemenang)
Daftar Pemenang Annual Report Award 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No
Kategori
Peringkat
Nama Perusahaan
1
BUMN Non Keuangan Listed
Juara Umum
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
2
BUMN KEUANGAN LISTED
1
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
3
2
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
4
3
PT Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk
5
BUMN  NON KEUANGAN LISTED
1
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
6
2
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
7
3
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
8
BUMN  KEUANGAN  NON LISTED
1
PT Asuransi Jasa Indonesia (Pesero)
9
2
Perum Jaminan Kredit Indonesia
10
3
PT TASPEN  (Persero)
11
BUMN  NON KEUANGAN NON LISTED
1
PT Pertamina (Persero)
12
2
PT Angkasa Pura II (Persero)
13
3
PT Bio Farma (Persero)
14
PRIVATE KEUANGAN  LISTED
1
PT Bank Victoria International Tbk
15
2
PT Bank Central Asia Tbk
16
3
PT Adira Dinamika Multifinance Tbk
17
PRIVATE NON  KEUANGAN  LISTED
1
PT Wijaya Karya BetonTbk
18
2
PT ElnusaTbk
19
3
PTAKR CorporindoTbk
20
PRIVATE KEUANGAN  NON LISTED
1
PT BNI Syariah
21
2
PT Bank Syariah Mandiri
22
3
PT Bank Mayora
23
PRIVATE NON  KEUANGAN  NON LISTED
1
PT Pupuk Kalimantan Timur
24
2
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
25
3
PT Garuda Maintenance Facility Aeroasia
26
BUMD LISTED
1
PT Bank DKI
27
2
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
28
3
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
29
BUMD NON LISTED
1
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung
30
2
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
31
3
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat
32
DANA PENSIUN
1
Dana Pensiun Bank Indonesia
33
2
DPLKPT Bank Mandiri (Persero) Tbk
34
3
Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia

Referensi :
                   Icih dan Izma Fikrotusshoha., 2014. “Analisis Kualitas Informasi Akuntansi Sebelum dan Sesudah Adopsi Penuh IFRS”, STIE Sutaatmadja Subang, Proceedings SNEB 2014. (Diakses pada,  15 April 2016, 1452 WIB).
          Reka Maiyarni.,  Netty Herawaty., dan Dewi Fitriyani., 2014.  “Pengaruh Penerapan IFRS Terhadap Nilai Perusahaan”, Universitas Jambi, Mankeu Vol. 3 No.1, 2014: 374 -463. (Diakses pada,  15 April 2016, 14:55 WIB).
       Wahyu Hidayat., 2015.“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Implementasi PSAK Berbasis IFRS”, Universitas Lampung. (Diakses pada , 15 April 2016, 15:49)

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Softskill Akuntansi Internasional

                             Nama                     : Nurl Fathia L.S
                             Dosen Matkul        : Jessica B., SE., MMSi


UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI