Nama : Nurl Fathia Lulu Septiarini
NPM : 25212506
Kelas : 3EB19
Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan
atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Biasanya penalaran induktif ini
disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh penalaran induktif
:
1. Kucing
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
2. Kelinci
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
3. Panda
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Kesimpulan : semua hewan
yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Penalaran
induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis
yang diangkat. Untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
Bentuk
- bentuk Penalaran Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi
adalah proses penalaran yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi
yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tersebut.
Macam – macam generalisasi
·
Generalisasi Sempurna
Generalisasi dimana
seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua. Contoh. :
Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari. Dalam penyimpulan
ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan dalam satu tahun
diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi semacam ini, memberikan
kesimpulan yang sangat kuat dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak
praktis dan tidak ekonomis.
·
Generalisasi Sebagian
Generalisasi dimana
kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian fenomena yang kesimpulanya berlaku
juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya : Setelah kita
menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah manusia yang suka bergotong-royong
kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka
bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi sebagian
(probabilitas).
Bentuk – bentuk
Generalisasi
·
Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat
loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang
digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut
atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh
persoalan yang diajukan.
Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis. Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis. Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
·
Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah
generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,
sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk
menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan
ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.
Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.
2. Hipotese dan Teori
Hipotese
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk
menerangkan fakta-fakta tertentu dalam penuntuk dalam penelitian fakta lebih
lanjut. Sebaliknya teori merupakan hipotese yang relatif lebih kuat sifatnya
bila dibandingkan dengan hipotese. Teori adalah azas yang umum dan abstrak yang
diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan
fenomena-fenomena yang ada. Hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat
sementara mengenai sebab-sebab atau relasi fenomena-fenomena, sedangkan teori
merupakan hipotese yang telah diuji dan dapat diterapkan pada fenomena yang
relevan atau sejenis.
Untuk
merumuskan hipotese yang baik perhatikan ketentuan berikut :
a.
Memperhitungkan semua evidensi yang ada
b.
Bila tidak ada alasan lain, maka antara dua
hipotesa yang mungkin diturunkan, lebih baik memilih hipotesa yang sederhanan
daripada yang rumit.
c.
Sebuah hipotese tidak pernah terpisah dari
semua pengetahuan dan pengalaman manusia
d.
Hipotese buka hanya menjelaskan fakta-fakta
yang membentuknya,tetapi harus menjelaskan fakta-faktasejenis yang belum
diselidiki.
3.
Analogi
Analogi
Induktif adalah proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang
mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk satu
hal berlaku juga untuk hal lain.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni ;
·
Analogi
dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
·
Analogi
dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
·
Analogi
dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
4. Hubungan
Kausal
Pada
umumnya hubungan kasual dapat berlangsung dalam tiga pola berikut :
1)
Sebab ke akibat : Hubungan sebab ke akibat
mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang
diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai efek
atau akibat yang terdekat.
2)
Akibat ke sebab: Hubungan akibat ke sebab
merupakan suatu proses berfikir yang induktif juga dengan berolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui, kemudian menuju
sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
3)
Akibat ke akibat: Proses penalaran yang
berproses dari suatu akibat menuju suatu akibat yang lain, tanpa menyebut atau
mencari sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
5. Induksi
dalam Metode Eksposisi
Eksposisi
adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana
isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan
ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak
jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses
kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Sumber :
ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/18039/Induksi.ppt